Selasa, 22 Maret 2011

ABSTRAK PENULISAN ILMIAH

Abstrak sering dijumpai pada sebuah karya ilmiah, baik itu jurnal, skripsi, thesis, desertasi, dan lai-lain. Abstrak merupakan paparan singkat dan menyeluruh dari sebuah karya ilmiah, sehingga dengan membacanya dapatlah diketahui intisari dari karya ilmiah tersebut.


Terdapat beberapa hal yang harus dicantumkan di dalam abstrak, yaitu :


1. Latarbelakang
2. Permasalahan
2. Metode penelitian yang digunakan
3. Hasil akhir yang diperoleh


Karakteristik Abstrak

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut.
  1. Bentuk tulisan bersifat: a) informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung jenis laporan atau karya ilmiah, dan b) deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada jenis laporan atau karya ilmiah.
  2. Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar 7 s.d. 10 paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi.
  3. Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim.
  4. Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan dan data yang sudah diolah.
  5. Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya.
  6. Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new roman atau arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.

METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrument pengumpul data. Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan menggunakan metode test dan metode non test.

A. Pengumpulan Data Dengan Metode Test

Test merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.

Keunggulan metode ini adalah :
Lebih akurat karena test berulang-ulang direvisi.
Instrument penelitian yang objektif.

Sedangkan kelemahan metode ini adalah :
Hanya mengukur satu aspek data.
Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang.
Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu dilakukan.


B. Pengumpulan Data Dengan Metode Non Test
 
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes.

1. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Keunggulan metode ini adalah :
Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah.
Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner.
Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer.
Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.

Kelemahan metode ini adalah :
Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan.
Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia.
Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.


2. Angket Tertulis

Alat ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis juga. Dengan mengisi angket ini siswa memberikan keterangan tentang sejumlah hal yang relevan bagi keperluan bimbingan, seperti keterangan tentang keluarga, kesehatan jasmani, riwayat pendidikan, pengalaman belajar sekolah dan dirumah, pergaulan social, rencana pendidikan lanjutan, kegiatan diluar sekolah, hobi dan mungkin kesukaran yang mungkin dihadapi.

Keunggulan :
Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan.
Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Kelemahan :
Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan.
Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia menghendaki demikian.
Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.


C. Wawancara Informasi

Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.

Keunggulan :
Diperoleh informasi dalam suasana komunikasi secara langsung, yang memungkinkan siswa selain memberikan data factual seperti yang ditulis dalan angket, juga mengungkapkan sikap, pikiran, harapan, dan perasaan.
Rumusan pertanyaan dapat disesuaikan dengan daya tangkap siswa.
Dapat ditanyakan hal-hal yang bersifat sensitive, seperti suasana keluarga, corak pergaulan dengan saudara kandung dan teman sebaya, penggunaan bahan narkotika, pengalaman seksual, dsb.
Interview penting untuk memperoleh informasi, tidak hanya merngenai item-item yang factual seperti yang biasa tercakup pada kuesioner pengumpul data-siswa, namun juga mengenai sikap, ambisi dan hal afektif lain yang menyusun studi kasus ini.
Fact-Finding interview dapat digunakan karena data sebelumnya tidak jelas atau karena perasaan yang mendasari perlu ditemukan dan dipahami.

Kelemahan :
Memakan banyak waktu bagi petugas bimbingan.
Siswa berprasangka terhadap petugas bimbingan dan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Petugas bimbingan mendengarkan terlalu selektif atau bertanya-tanya dengan cara yang sugestif.
pembuatan catatan memberikan kesan kepada siswa bahwa dia sedang berhadapan dengan petugas kepolisian.
Interview mungkin mengubah informasi mengenai interview mereka sendiri, reaksi mereka, dan pengalaman mereka.
Interview dapat menjadikan sumber kesalahan. Mereka dapat mencatat informasi karena “pendengaran yang selektif”. Mungkin mereka hanya gagal mendengarkan pernyataan interviewee yang bertentangan dengan opini,reaksi, sikap atau ide tentang situasi mereka sendiri.


METODE ILMIAH

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan  eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Pentingnya Metode Ilmiah dalam Penulisan Ilmiah

Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.

Kriteria Metode Ilmiah

Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.

Langkah-langkah Metode Ilmiah

1. Memilih dan mendefinisikan masalah.
2. Survei terhadap data yang tersedia.
3. Memformulasikan hipotesa.
4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa.
5. Mengumpulkan data primair.
6. Mengolah, menganalisa serla membuat interpretasi.
7. Membual generalisasi dan kesimpulan.
8. Membuat Laporan

Sabtu, 05 Maret 2011

Karya Ilmiah

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. 

Asas-asas mengarang secara jelas
1. Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendek
Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting bagi keterbacaan. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan

2. Pilihlah yang sederhana daripada yang rumit
Kata-kata yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu karangan.

3. Pilihlah kata yang umum dikenal
Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca

4. Hindari kata-kata yang tidak perlu
Setiap perkataan harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan. Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannya.

5. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja Anda
Kata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan/warta yang dimaksud. Kalimat ‘Bola itu menjebol gawang lawan’ lebih bertenaga dari “Gawang lawan kemasukan bola itu”

6. Menulislah seperti Anda bercakap-cakap
Perkataan tertulis hanyalah pengganti perkataan yang diucapkan lisan. Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas.

7. Pakailah istilah-istilah
Perkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai contoh, “factory town” (kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap maksudnya daripada istilah “industrial community” (masyarakat industri).

8. Kaitkan dengan pengalaman pembaca Anda
Istilah-istilah yang abstrak memang berguna untuk proses pemikiran, tetapi licin untuk berkomunikasi karena terbuka bagi macam-macam penafsiran. Karangan yang jelas ialah bilamana dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pengalamannya.

9. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman
Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya. Kata Disraelli, “Keanekaragaman dalam karangan adalah sumber kesenangan dalam pembacaan”

10. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.( Widyamartaya, 1997: 87)
(Disarikan dari buku Robert Gunning, The Technique of Clear Writing, 1952, Part Two).

sumber: ocw.gunadarma.ac.id
http://irsanharjakusumah.blogspot.com/